Senin, 14 Juni 2010

Dapur dan Kamar Mandi Direhab, Wayan Swega Tersenyum Kembali

Keadaan dapur di rumah Wayan Swega sebelum diperbaiki [Dok. Tim Infrastruktur OC-7 Bali, PNPM Mandiri Perkotaan]”Kami sangat bersyukur dan bahagia sekali, karena apa yang kami harapkan benar-benar terwujud. Kami tidak perlu takut atap dan dinding roboh setiap masuk ke dapur untuk memasak dan juga kamar mandi, karena sekarang sudah diperbaiki. Berkat kehadiran PNPM Mandiri Perkotaan/P2KP di wilayah kami."

"Gara-gara keterbatasan ekonomi, penghasilan yang kami terima hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan biaya sekolah anak. Jika ada salah satu dari anak kami yang sakit, kami hanya dapat berobat di Puskesmas secara gratis dengan membawa KTP (salah satu program Pemkot Denpasar—Red).”

Setelah diperbaiki, dapur di rumah Wayan Swega tampak lebih cantik dan layak [Dok. Tim Infrastruktur OC-7 Bali, PNPM Mandiri Perkotaan]Demikian ungkapan keluh-kesah yang disampaikan oleh Wayan Swega dan Ibu Ni Luh Seniasih, salah satu keluarga miskin di Br. Kedaton, Desa Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Mereka adalah penerima manfaat dari PNPM Mandiri Perkotaan/P2KP di bidang lingkungan, yakni perbaikan dapur dan kamar mandi, yang sebelumnya rusak berat, bahkan nyaris roboh karena dindingnya terbuat dari bahan tanah.

Menurut Kepala Dusun Br.Kedaton, yang sekaligus merupakan ketua KSM Kedaton I Gusti Ketut Anom Arsana, ia selalu sabar mendorong warganya untuk berswadaya sesuai dengan kesepakatan yang ada di dalam proposal. Hasilnya, kedua bangunan bisa terbangun sesuai dengan rencana.

Wajah kamar mandi di rumah Wayan Swega sebelum diperbaiki, kotor dan tidak layak [Dok. Tim Infrastruktur OC-7 Bali, PNPM Mandiri Perkotaan]Program perbaikan rumah (dapur dan kamar mandi) merupakan salah satu kegiatan masyarakat di bidang lingkungan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sangat mendesak untuk segera diselesaikan.

Warga di lingkungan tersebut pun sepakat mengusulkannya sebagai prioritas, melalui proses pemetaaan swadaya. Usulan yang disampaikan itu bukan hanya untuk memanfaatkan dana BLM PNPM saja, masyarakat juga harus berswadaya minimal 30 % dari total yang diperlukan.

Dan, pada pelaksanaan perbaikan dapur dan kamar mandi masyarakat mampu membuktikan keswadayaan yang telah mereka rencanakan dengan pengerjaan secara gotong-royong. Keswadayaaan masyarakat juga diwujudkan dengan memberikan bantuan alat bantu (gerobak, sekop, dan lain-lain), konsumsi dari pemilik rumah sebagai pemanfaat langsung.

Setelah diperbaiki, kamar mandi lebih layak pakai [Dok. Tim Infrastruktur OC-7 Bali, PNPM Mandiri Perkotaan]Perbaikan dapur dan kamar mandi ini menyerap dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan/P2KP sebesar Rp10 juta dan dana swadaya sebesar Rp5.549.000.

Kini, Wayan Swega sekeluarga dapat merasakan manfaat dari PNPM Mandiri Perkotaan/P2KP yang telah dilaksanakan. Apalagi tujuannya program ini adalah membantu warga masyarakat miskin, sehingga kualitas hidup dari warga miskin bisa meningkat, terutama dari aspek kesehatan, karena kesehatan merupakan kunci utama masyarakat agar mampu bekerja mencari nafkah dan meningkatkan ekonomi keluarga. (Tim Infrastruktur OC-7 Provinsi Bali/Tim Infrastruktur KMP PNPM Mandiri Perkotaan;Firstavina)

Informasi lebih lanjut silakan hubungi:
BKM Dharma Sari
JL. Drupadi Denpasar
Desa Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur
Kabupaten/Kota Denpasar

Siaran, Sarana Galang Dana Swadaya

Suhendi memulai "siaran"-nya guna menggalang dana rehab rumah [Dok. Heroe k., PNPM Mandiri Perkotaan]“Bu, saya berangkat siaran dulu ya, doain mudah-mudahan dapat sumbangan banyak pagi ini, supaya bisa secepatnya membangun rumah Ibu Mawar,” kata Suhandi kepada istrinya, pada Sabtu pagi, 1 Mei 2010.

Pagi cerah, sekitar pukul 09 itu, Suhandi (60 tahun) memulai tugas perdananya untuk siaran di lokasi pertigaan jalan RT 005/03 Desa Susukan, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bermodalkan sound system sederhana pinjaman dari Musala Hidayatullah, dia pun mulai berhalo-halo.

“Bapak, ibu warga RW 03, RW 04 dan sekitarnya yang saya hormati, marilah kita bersama-sama membantu pembangunan rumah Ibu Mawar. Sumbangan yang bapak-ibu berikan amat membantu. Ayo mari kita berlomba berbuat kebajikan. Semoga amal bapak ibu mendapat balasan dari Allah, SWT. Amiin,” seru Suhendi berulang-ulang.

Suara lantang Suhendi yang bergema ke seluruh pelosok desa cukup menarik perhatian warga sekitarnya. Mereka mulai keluar rumah guna menonton dan mencari informasi. Ada pula yang berdatangan dan memasukan sumbangan ke dalam kardus yang memang sudah disiapkan sebelumnya.

Cara unik yang biasa dilakukan oleh warga Kecamatan Bojong Gede ini, antara lain diperuntukkan bagi pembangunan mesjid dan rehab/pembangunan jalan desa. Saat ini warga RT 005/03 Desa Susukan melakukannya untuk rehab total bagi rumah tidak layak huni milik seorang warga miskin.

Melalui musyawarah warga setempat sepakat memutuskan secepatnya merehab rumah salah seorang warganya yang sudah amat memprihatinkan kondisinya itu. Kemudian dibentuk suatu kepanitiaan yang diketuai H.Kartim, Sekretaris Ojeg Guru, Sukatma sebagai bendahara, Suhendi sebagai pelaksana pekerjaan, serta Ketua KSM Lingkungan Manunggal Sejati sekaligus Ketua RT 005/03 sebagai penanggungjawabnya.

Rumah keluarga Mawar yang tengah direhab [Dok. Heroe k., PNPM Mandiri Perkotaan]Rumah reyot berdinding bilik ini dihuni janda miskin bernama Mawar (58 tahun) dan dua anak dan dua cucunya. Sementara, dua anak lainnya mengontrak rumah dan ikut mertuanya. Suami Mawar, Zaelani wafat pada tahun 2007 dalam usia 50 tahun, meninggalkan empat orang anak yang sudah dewasa. Anak-anak mereka sudah bekerja, antara lain sebagai pembantu rumah tangga. Ada pula yang bekerja sebagai tenaga cleaning service.

“Rumah ini dibangun suami saya pada tahun 1982, jadi sudah 18 tahun yang lalu dan belum pernah direhab. Sejak lama kami merasakan kecemasan di saat hujan dan angin datang. Dinding bilik bergoyang, genting berjatuhan, balok atas pun patah. Disaat seperti itu, kami terpaksa mengungsi, karena takut tertimpa bangunan. Secara darurat seringkali tetangga sekitar membantu memperbaiki yang rusak,” keluh Mawar.

Menurut dia, sejak beberapa tahun terakhir, dia bersama-sama anak-anaknya menabung guna memperbaiki bangunan rumah, dan kini sudah terkumpul Rp4,5 juta. “Bila tidak ada bantuan dari warga, entah sampai kapan kami baru bisa perbaikan rumah. Kami amat terharu, senang, serta amat berterima kasih atas inisiatif tetangga, semoga amal baik yang diberikan mendapat balasan dari-Nya. Amin,” tutur Mawar.

Berdasarkan informasi dari Ketua KSM Manunggal Sejati Slamet (40 tahun), rumah seluas 54 meter milik Mawar adalah tanah warisan dari orangtuanya, hasil penetapan hibah tahun 2009. “Sebenarnya sudah lama kami terketuk hati untuk mebantu perbaikan rumahnya, namun saat itu belum ada kepastian tentang status kepemilikan. Nah, setelah Ibu Mawar mendapat hibahnya, barulah kami bergerak. Kepala desa juga sudah mendukung,” ujar Slamet.

Menurutnya modal awal rehab total ini sebesar Rp5,5 juta. Rp1 juta dari donatur, dan Rp4,5 juta dari tabungan pemilik rumah sendiri. “Diperkirakan total biaya rumah ini mencapai Rp21,6 juta. Diharapkan, sumbangan warga dan hasil proposal yang diedarkan warga ke tempat kerjanya masing-masing bisa mencukupi. Saat ini pekerjaan sudah dimulai dengan pembangunan pondasi, dan dikerjakan oleh dua tukang dari warga setempat,” jelas Slamet.

Proses pengerjaan rehab rumah. Tukang yang mengerjakan bangunan bersifat relawan. Meski mendapat bayaran Rp20.000-an sehari, mereka malah sering mengeluarkan uang sendiri untuk membantu membayar material [Dok. Heroe k., PNPM Mandiri Perkotaan]Tentang tukang, kata Suhendi, sifatnya sebagai relawan. “Mereka tidak dibayar seperti tukang profesional, melainkan seadanya. Berkisar Rp20-30 ribu per hari, bahkan kadang mereka sumbangkan kembali untuk membeli material. Sedangkan dari hasil siaran dan peredaran proposal, kami lakukan secara transparan agar tidak ada kecurigaan di antara kami,” tegas tokoh masyarakat yang berkiprah di desa itu sejak tahun 1970.

Lebih jauh, Suhendi dan Slamet menjelaskan, di tahun 2005 warga setempat berhasil merehab rumah warga miskin lainnya, yaitu rumah Ibu Wasidah. “Saat itu terkumpul sumbangan sebesar Rp23 juta hanya dalam kurun tiga minggu. Karena itu kami sangat optimis untuk rehab rumah Ibu Mawar. Swadaya untuk berbagai macam kegiatan sosial sudah sering kami lakukan, dan Alhamdulillah semuanya berhasil,” ujar keduanya.

Masih soal swadaya masyarakat, menurut Suhendi dan Slamet, pada awal Januari 2010, saat masyarakat membangun jalan beton setapak di wilayah RW 03 dan 04, swadaya yang terserap hampir 100%.

“BLM yang kami terima sebesar Rp17.999.000, sedangkan swadaya nya sebesar Rp14.300.000. Keberhasilan swadaya ini sudah terbangun sejak lama, ikatan sosial antarmasyarakat telah terbangun. Oleh karena itu, kaitannya dengan rehab total untuk rumah Ibu Mawar, kami tiada keraguan. Optimis insya Allah akan berhasil. Mohon doanya,” ujar mereka. (heroe k., PNPM Mandiri Perkotaan; Firstavina)

Potret Pedagang Makanan Tradisional yang Semakin Maju

Daftar warga pedagang makanan tradisional yang memperoleh pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan [Dok. KMW Jabar, PNPM Mandiri Perkotaan]Berawal dari keterampilan yang dimiliki saat membantu usaha orang tuanya, tepatnya sejak tahun 2004, Siti Romlah (39 tahun) memulai usaha produksi makanan tradisional Sunda, seperti ali agrem dan awug dengan omzet kecil-kecilan di rumah yang disewa dan ditempatinya bersama kedua anaknya.

Modal pertama yang dimiliki warga Portal 2 RT04/RW06 Kelurahan Pasir Endah, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung ini sebesar Rp500.000 dari pinjaman bergulir P2KP, yang dipinjamnya bersama warga lain yang tergabung dalam KSM Roosbrand.

Pada 31 Agustus 2008, Romlah dan lima warga lainnya membentuk KSM NURI dan diberi kepeercayaan meminjam dana P2KP dari UPK BKM sebesar Rp4,9 juta. Sebagai anggota KSM, Romlah mendapatkan pinjaman Rp500.000, yang kemudian digunakan untuk menambah modal.

Romlah, pedagang makanan tradisional yang berhasil meraih omzet bulanan hingga Rp30 juta, berkat pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan [Dok. KMW Jabar, PNPM Mandiri Perkotaan]Usai meminjam, Romlah menambah jenis makanan tradisional menjadi 32 jenis makanan. Hal ini disertai dengan menawarkan jenis paket makanan yang disajikan dalam wadah atau nyiru (bahasa Sunda). Untuk acara arisan atau rapat yang bisa dipesan dua hari sebelumnya.

Guna kelancaran usaha ini, Romlah dibantu oleh dua anaknya. Sedangkan pemasaran dilakukan di Pasar Ujungberung, Pasar Cileunyi dan Jalan Cipadung Cibiru. Selain itu Romlah juga menerima pesanan di rumahnya. Dari usaha ini Romlah mendapatkan omzet penjualan hingga Rp1 juta per hari atau Rp30 juta per bulan, sehingga pendapatan bersih yang dimilikinya adalah sebesar Rp18 juta per bulan. (Tim KMW Provinsi Jawa Barat, PNPM Mandiri Perkotaan;Firstavina)

Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan Kelurahan Pasir Endah, silakan hubungi:

BKM Pasir Endah
Kantor Kelurahan Pasir Endah
Jl. Simpay Asih No. 8, Kecamatan Ujungberung
Kota Bandung

Contact Person:
Bu Hikmat (UPK), Tlp. 022-92553548

Kamis, 10 Juni 2010

BKM satria mandiri selalu Transparan





semua jenis kegiatan dan laporan keuangan setiap bulan selalu diberitahukan kepada masyarakat desa karangsatria, itu dibuktikan dengan menempelkan laporan ke uangan ditempat-tempat strategis yang mudah dilihat dan di baca oleh warga karangsatria yaitu dipapan pengemuman Rt, Rw dan kelurahan.

Skim Pinjaman UPK

SKIM PINJAMAN UNIT PENGELOLA KEUANGAN (UPK)

BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) SATRIA MANDIRI

DESA KARANG SATRIA

1. Peminjam adalah warga miskin yang tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan anggota minimal 5 (lima) orang dan 30% adalah Wanita

2. Pinjaman untuk mengembangkan usaha yang tidak melanggar ketentuan, bukan untuk menunjang kepentingan militer atau politik

3. Besar pinjaman pertama kali maksimal Rp. 500.000,- per orang (disesuaikan dengan usahanya dan kemampuan bayarnya). Besar pinjaman berikutnya tergantung pada pembayaran kembalinya, dan besar pinjaman terakhir adalah Rp. 2.000.000,-

4. Jasa pinjaman ditetapkan 2 % per bulan, dihitung dari pokok pinjaman semula dan dibayar bersamaan dengan pembayaran angsuran pokok pinjaman

5. Jangka waktu pinjaman 3 -12 bulan, disesuaikan dengan usaha peminjam

6. Peminjam hanya bisa meminjam sebanyak-banyaknya 4 kali pinjaman dengan catatan pengembalian lancar

7. Angsuran Pinjaman maksimal bulanan

Hanya peminjam dengan catatan pengembalian lancar dan memiliki tabungan sesuai ketentuan yang akan
2011, Integrasi Sistem Pembangunan Partisipatif

Integrasi sistem pembangunan partisipatif ke pembangunan regular diharapkan mantap pada 2011. Lanjut
Menteri Keuangan Terbitkan PMK DDUB Penanggulangan Kemiskinan

Menteri Keuangan menerbitkan peraturan pedoman pendanaan urusan bersama untuk penanggulangan kemiskinan. Pemerintah, dalam hal ini Departemen Keuangan, mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang Pedoman Pendanaan Urusan Bersama Pusat Untuk Penanggulangan Kemiskinan, yakni PMK No.168/MK.07/2009. PMK ini lahir sebagai implementasi Peraturan Pemerintah (PP) No.38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

latar belakang


untuk mengentaskan kemiskinan diwilayah tambun utara pada umum dan khususnya desa karangsatria,diluar atau terpisah dari pemerintahan desa maka didibentuklah BKM SATRIA MANDIRI berdasar keputusan menko kesra no:23/kep/menko/kesra/VII/2007, dimana anggota nya dipilih dari masyarakat karangsatria yang mempunyai rasa pengabdian dan jiwa sosial yang tinggi, kenapa demikian karena para anggota BKM ini tidak mendapatkan gaji.Sedangkan dana yang diperoleh untuk pengembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat itu tidak bersumber dari APBD.Dengan adanya BKM ini diharapakan keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan maupun pengawasan, supaya BkM ini benar - benar berjalan sesuai harapan dan bisa meningkatkan taraf kehidupan masyarakat karangsatria.